Sesekali, aku memberinya waktu untuk istirahat jika Dani sudah terlihat gelisah, “Dani bosan yaa? Oke Bu Rina kasih waktu Dani menggambar 5 menit saja yaa.. 5 menit ya Dani, setelah itu kita belajar lagi” ucapku dengan penekanan (5menit). Kemudian setelah 5 menit, aku mengingatkannya kembali, “Dani sudah 5 menit.. sudah ya menggambar nya kita belajar lagi..”, ujarku. Jika belum berhasil, sebisa mungkin aku berikan pengertian “Sudah 5 menit, Dani.. Tadi kita sudah sepakat setelah 5 menit gambar, kita lanjut belajar”. Komunikasi yang diterapkan padanya menggunakan kata-kata yang jelas dan sederhana lalu diulang beberapa kali sampai Dani terlihat paham dengan arahanku.
Membujuknya tidak selalu berjalan mudah, ditambah memang Dani tidak bisa ditebak mood-nya, oleh karenanya aku juga tidak dapat memaksakan. Karena hal ini, ketegasanku pun meningkat secara perlahan dan bertahap seiring perjalanan waktu. Alhamdulillah setelah 6 bulan Dani mulai terbiasa dengan rutinitasnya di sekolah, Dani mulai bertambah fokusnya ketika belajar dan mulai mengerti ada waktu untuk bermain dan ada waktu untuk belajar.
Mendampingi setiap saat
Aku mendampingi Dani selama seharian berkegiatan di sekolah. Tidak hanya dalam hal kemandirian, tugas kami memang mendampingi dan mengarahkannya selalu agar dapat bersosialisasi dengan baik selama di sekolah. Bersyukur teman-teman Dani di SD Alam Al Fazza memiliki empati yang tinggi terhadap teman-temannya yang berbeda. Namun, hal itu tidak serta merta menjadikan siswa inklusi selalu menjadi anak yang harus dimengerti oleh teman-temannya. Ia juga perlu belajar mengerti orang lain agar dapat berteman dengan baik dan nyaman.
Suatu kali, Dani tidak sengaja ingin mengajak Andin bermain di kelas saat pembelajaran, ketika itu Dani duduk satu meja dengan Andin yang sedang memegang gantungan tempat pensil, “Andin…” panggil Dani sambil mengarahkan jari tangannya ke Andin mengajak main, “Tikitikitikk… hihi” namun Andin mengabaikannya. Dani terus memanggil berusaha mencari perhatian Andin, “Andin.. Andiiiin.. tikitikitiikkk.. hihi” dan Andin masih mengabaikan Dani yang masih asyik dengan gantungan tempat pensilnya. Dani pun mengambil gantungan tersebut tanpa izin dan mengangkat tangannya “hihihi” Dani tertawa. “Aaaaaa Daniii, maaf kembalikan..” ucap Andin sambil berusaha meraih gantungannya dari tangan Dani “Aaaaa Bu Rina tolongg buu, Dani nyaa.. tadi aku ngga mau main tapi Dani malah ambil gantungan akuu..” ucap Andin kepadaku “Dani, maaf izin dulu..” ucapku tegas mengingatkan Dani, namun Dani masih belum mau mengembalikan, “Bicara dahulu Dani, izin.. Andin pinjam yaa“ ucapku agar Dani mengikuti ucapanku. “Andin pinjam yaa”, ucap Dani, “iyaa..”, jawab Andin. “Dani, lihat Bu Rina.. bermainnya nanti ya diwaktu istirahat, sekarang waktunya belajar, oke..” lanjutku tegas mengingatkan Dani, “oke”, jawab Dani.
Pernah juga suatu kali, Ketika jam istirahat Dani menghampiri kakak kelasnya untuk mengajaknya bermain kejar-kejaran, namun Dani hanya mau dikejar dan tidak mau mengejar. Saat itu kakak kelasnya berkata kepada Dani “Dani, Dani sudah ya, sudah aku capekk.. huuhhff..huuhhff” ucap kakak kelasnya, nafasnya sudah tersengal-sengal, “Mas Ari… Mas Ari.. tikitikitikk.. hihii” ucap Dani kepada kakak kelasnya menyampaikan bahwa ia masih ingin bermain. “Tidak Dani, tidak mau, aku capekk..” ucap kakak kelasnya, “Bu Rina tolong Dani nya, aku sudah capek..” ucap Ari memanggilku. “Maaf Dani, sudah yaa Mas Ari nya capek lari terus.. yuk kita main yang lain”, ucapku menghampiri Dani sambil mengarahkannya ke tempat main lain seperti ayunan, main bola, atau menggambar di kelas. Alhamdulillah, kali ini tanpa instruksi berulang, Dani mengerti dan mau bermain yang lain.
Good Job, Dani!!
Alhamdulillah saat ini Dani sering bergabung di kelas bersama teman-temannya, mau mengikuti kegiatan dari pagi hingga sore, termasuk tahsin dan tahfidz serta piket kelas. Satu tahun enam bulan sudah aku membersamai Dani, aku amat sangat bersyukur kepada Allah SWT melihat banyak sekali perkembangan Dani. Aku turut bangga padanya dengan banyak kemajuan yang ia capai. Kesabaran dan ketekunan Dani membuahkan hasil yang manis sejauh ini.
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin.. MasyaAllah, karena segalanya hanyalah milik Allah, semua hal yang telah terjadi pasti karena juga atas kehendak Allah. Terimakasih untuk Bunda dan Ayah Dani yang telah mempercayakan Dani kepadaku.. Aku juga masih perlu banyak belajar namun InsyaAllah aku berusaha semampuku untuk menjalankan amanah ini dengan baik. Terima kasih Dani…
* Catatan ini ditulis oleh RM, guru pendamping siswa inklusi di SD Alam Al Fazza.
** Semua tulisan yang dipublikasikan dalam Al Fazza bercerita merupakan pandangan penulis, telah melalui proses penyuntingan untuk keperluan penulisan populer.
Masyaa Allah, Bu Rina telaten sekali mendampingi dani..barokallah …semoga menjadi teman di surga juga
MasyaAllah… barakallah.. sangat menginspirasi. Sampai ikut terhanyut saat membacanya..